Keterangan Gambar : Peta megathrust Indonesia.
Oleh: Munadiah Wahyuddin, Mahasiswa Program DoktorKesehatan Masyarakat Unhas
HALOSULSEL.COM -- Baru-baru ini Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, danGeofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati, memaparkan bahwaterdapat 14 segmen sumber gempa subduksi atau megathrust, serta 402 segmen sumber gempa sesar aktif yang sudahteridentifikasi di Indonesia. Ancaman gempa megathrust initidak terlepas dari letak Indonesia yang berada di pertemuan 3 lempeng utama dunia yakni Indo-Australia, Pasifik dan Eurasia.
Dalam webinar "Resolusi 2025: Mitigasi Bencana Geologi", yang ditayangkan kanal Youtube Teknik Geofisika ITS, Dwikorita mengungkapkan, kejadian gempa bumi di Indonesia menunjukkan tren peningkatan.
BMKG juga pernah mengingatkan, 14 segmen megathrust yang terdapat di Indonesia mampu memicu gempa besar yangdiprediksi bisa menimbulkan tsunami raksasa, dengangelombang diperkirakan bisa mencapai 20 meter. Diamenjelaskan, dari hasil pemodelan itu dapat diprediksi, wilayahyang akan terkena dampak guncangan gempa itu adalah Banten, Jakarta, Jawa Barat, Lampung, dan Sumatra Selatan denganintensitas V-VII MMI dengan deskripsi terjadi kerusakansedang-berat.
Skenario model gempa megathrust Selat Sunda itu, ujarnya, dilengkapi dengan skenario model tsunami, tingginya bisa di atas 3 meter, belasan meter, bahkan mungkin 20 meter. Yaitu di Pantai Selat Sunda, Banten, Lampung, Jawa Barat, JawaTengah, dan Bengkulu.
Dosen Geodinamik, Teknik Geologi UPN Veteran Yogyakarta C Prasetyadi mengatakan, ada rumus khusus yang harus dijalankan ketika terjadi gempa besar, terutama yang bersumber dari megathrust. "Rumus Gempa 20 Menit" memberikan wawasan penting tentang dinamika gempa bumi, khususnya yang berasal dari zona subduksi. Dalam konteks ini, penjelasan mengenai kecepatan gelombang seismik dan jaraktempuhnya menjadi sangat relevan, terutama bagi masyarakatyang tinggal di daerah rawan gempa.
Pertama-tama, penting untuk memahami bahwa informasiini dapat berfungsi sebagai panduan bagi masyarakat dalammenghadapi situasi darurat. Dengan mengetahui bahwa adaperiode "golden" selama 20 menit setelah terjadinya gempa, masyarakat dapat lebih siap dan waspada. Ini memberikanwaktu bagi individu dan komunitas untuk melakukan evakuasiatau mengambil langkah-langkah pencegahan yang diperlukan.
Namun, perlu dicatat bahwa meskipun informasi inibermanfaat, tidak semua orang memiliki pemahaman yang samatentang geologi dan seismologi. Oleh karena itu, penting bagipemerintah dan lembaga terkait untuk melakukan sosialisasi danedukasi kepada masyarakat mengenai apa yang harus dilakukandalam periode tersebut. Misalnya, penyuluhan tentang caraevakuasi yang aman, tempat-tempat perlindungan, danpentingnya memiliki rencana darurat keluarga.
Selain itu, pernyataan ini juga menyoroti pentingnyapenelitian dan pengembangan teknologi dalam memprediksi danmemitigasi dampak gempa bumi. Dengan pemahaman yang lebih baik tentang pola dan perilaku gempa, kita dapatmengembangkan sistem peringatan dini yang lebih efektif, yang dapat menyelamatkan banyak nyawa.
Di sisi lain, ada juga tantangan yang harus dihadapi. Masyarakat sering kali mengalami ketidakpastian dan ketakutanketika mendengar tentang potensi gempa. Oleh karena itu, penting untuk menyampaikan informasi ini dengan cara yang tidak menimbulkan kepanikan, tetapi justru mendorongkesiapsiagaan.
"Rumus Gempa 20 Menit" adalah langkah positif dalammeningkatkan kesadaran dan kesiapsiagaan masyarakat terhadapbencana alam. Namun, implementasi dari informasi inimemerlukan kolaborasi antara ilmuwan, pemerintah, danmasyarakat untuk memastikan bahwa pengetahuan ini dapatditerapkan secara efektif dalam situasi darurat.
Komentar