HALOSULSEL.COM, SOPPENG -- Hujan deras yang mengguyur Kabupaten Soppeng, Sulawesi Selatan (Sulsel) mengakibatkan banjir dan longsor.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Soppeng, menyebut bencana banjir dan tanah longsor terjadi di daerah tersebut.
Bencana itu terjadi di 17 desa/kelurahan dari tujuh kecamatan di Soppeng, yaitu Kecamatan Lalabata, Donri-donri, Ganra, Liliriaja, Marioriwawo, Lilirilau, dan Kecamatan Marioriawa, pada Sabtu pagi, 21 Desember 2024 di Dusun Teppo'e, Desa Mattabulu Soppeng.
Dilaporkan sekitar 10 rumah warga yang tertimbun longsor. Dan sebagian orang mengalami luka-luka dan masih ada satu korban dinyatakan hilang. Warga saat ini masih melakukan pencarian.
"Satu rumah hanyut, sementara 10 rumah lainnya terdampak longsor, dan satu orang dinyatakan hilang dan belum ditemukan karena tertimbun longsor," sebut Kepala BPBD Soppeng Shahrani, Sabtu, 21 Desember 2024.
Dia menyebut fasilitas pendidikan, rumah ibadah, termasuk areal persawahan dan perkebunan jagung juga terdampak bencana. Pihaknya masih melakukan pendataan dampak bencana tersebut.
"Pembersihan material di lokasi banjir dan longsor masih dilakukan," ujar dia.
Shahrani menduga banjir dan longsor di Soppeng akibat hujan dengan intensitas deras yang terus terjadi sejak Kamis, 19 Desember 2024. Selain itu, kata dia, sungai-sungai di Soppeng juga meluap.
"Sehingga menimbulkan banjir di beberapa kecamatan dan akibat hujan deras terjadi tanah longsor di Desa Mattabulu Kecamatan Lalabata," ungkap dia.
Dia menuturkan sayap jembatan di Tinco sekitar 8 Meter amblas terbawa arus air sungai dan tanggul Sungai Kaca jebol sekitar 25 meter. Selain itu, jembatan gantung penghubung Desa Soga-Desa Mariorilau hanyut terbawa arus.
"Penanganan darurat telah dilaksanakan secara terkoordinasi antara Pemerintah Kabupaten Soppeng bersama Tim Reaksi Cepat (TRC) PB BPBD Kabupaten Soppeng bersama instansi terkait, TNI, Polri, Pihak Swasta, Relawan, dan masyarakat dengan mengumpulkan informasi wilayah yang terdampak banjir," ungkap Shahrani. (*)